MENJAGA KESTABILAN PANTAI DENGAN TANAMAN MANGROVE

Penulis

  • Ricko Rivaldo Ruben Do’o Institut Teknologi Nasional Yogyakarta (ITNY)
  • Andri Daeng Salimung Institut Teknologi Nasional Yogyakarta (ITNY)
  • Clara Anggreini Ines Benge Institut Teknologi Nasional Yogyakarta (ITNY)
  • Filipus Alfriyadi Junaidi Institut Teknologi Nasional Yogyakarta (ITNY)
  • Faturrahman Jahrun Trumpi Institut Teknologi Nasional Yogyakarta (ITNY)
  • Sely Novita Sari Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

DOI:

https://doi.org/10.36257/apts.v4i4.3728

Kata Kunci:

hutan, mangrove, penanaman, trisik, pantai

Abstrak

Hutan-hutan mangrove yang dulunya menghiasi pesisir pantai, kini telah berganti menjadi tempat wisata dan rekreasi seperti hotel dipinggir pantai. Dari total 9,4 juta hectare tanaman mangrove yang ada di Indonesia, sesuai dengan data Departemen Kehutanan RI pada 2006, sekitar 70 persennya rusak. Karena kawasan pantai Kulongpurogo terletak di selatan Pulau Jawa, setiap tahunnya mengalami gelombang besar dan erosi pantai. Erosi pantai telah mengikis sebagian besar lahan di kawasan pantai dan menimbulkan kerugian bagi warga. Pantai Trisik adalah pantai yang terletak di sebelah barat muara Sungai Progo. Untuk itu tujuan dari pengabdian kepada masyarakat ini tentang bagaimana menjaga kestabilan pantai dengan tanaman mangrove. Metode yang digunakan untuk menggambarkan tentang keadaan pada waktu yang sementara berlangsung secara lebih jelas. Analisis deskriptif secara kualitatif dan kuantitatif dilakukan dalam pengabdian ini. Analisis kualitatif digunakan dengan tujuan untuk mempermudah penafsiran dan penjelasan mengenai hasil kuesioner dalam mengetahui persepsi dan partisipasi masyarakat yang dibagikan saat sosialisasi, dan analisis kuantitatif dilakukan dalam mengolah kuisioner pemahaman buku saku saat sosialisasi di Desa Tirtohargo, Kec. Kretek, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil yang didapatkan adalah berupa 90% karangtaruna yang telah disosialisasikan tentang buku saku cara penanaman mangrove meningkat pemahamannya sebelum diberikan sosialisasi.

Referensi

Josiana, G. R., & Hizbaron, D. R. (2019). Kajian Kerentanan Sosial dan Ekonomi Masyarakat Pesisir Terhadap Erosi Pantai di Pantai Trisik, Kulonprogo, DIY. Jurnal Bumi Indonesia, 8(2).

Sugianto, D., Nurjaya, I. W., Natih, N. M., & Pandoe, W. W. (2017). Potensi rendaman tsunami di wilayah Lebak Banten. Jurnal Kelautan Nasional, 12(1), 9-18.

A. Indarjo, “PEMETAAN KAWASAN EKOWISATA SELAM DI PERAIRAN PULAU PANJANG, JEPARA, JAWA TENGAH Agus Indarjo,†J. Harpodon Borneo, vol. 7, no. 2, pp. 87–92, 2014.

Rusman, R., Abidin, Z., & Patayang, M. (2021). SOSIALISASI ALAT KESELAMATAN DAN MENGHINDARI FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN PERAHU NELAYAN DESA PANTAUAN. Aptekmas Jurnal Pengabdian pada Masyarakat, 4(3), 50-54.Rusman, R., Abidin, Z., & Patayang,

M. (2021). SOSIALISASI ALAT KESELAMATAN DAN MENGHINDARI FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN PERAHU NELAYAN DESA PANTAUAN. Aptekmas Jurnal Pengabdian pada Masyarakat, 4(3), 50-54.

Jaksen, J., Sofiah, S., Aznury, M., & Margaretty, E. (2021). PELATIHAN PEMBIAKAN DAN PERBANYAKAN BIBIT NATA DE COCO PADA MASYARAKAT KELURAHAN GANDUS KECAMATAN GANDUS PALEMBANG. Aptekmas: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 4(1).

Unduhan

Diterbitkan

2021-12-02

Artikel Serupa

1 2 > >> 

Anda juga bisa Mulai pencarian similarity tingkat lanjut untuk artikel ini.