PENGARUH DIAMETER PIPA KELUAR DAN DIMENSI BAK PENAMPUNG PADA ALIRAN AIR SISTEM VACUM
DOI:
https://doi.org/10.53893/pilar.v6i2.382Keywords:
Vakum, air, diameter pipaAbstract
Vakum merupakan suatu kondisi dari udara / gas sekitar lingkungan tertentu dimana tekanan udara dibawah tekanan atmosfir,  dimana proses sistem vakum pengambilan sumber air dari permukaan yang rendah ke tempat yang lebih tinggi dapat memberikan alternatif yang lebih efisien kepada masyarakat. Penelitian ini mempelajari pengaruh diameter pipa keluar dan dimensi bak penampung pada sistem vacum. Pembuatan sistem vacum dilakukan pada beberapa variasi yaitu variasi diameter pipa keluar dengan ukuran ½â€, ¾â€, dan 1â€. Dan variasi dimensi bak penampung dengan volume 30/40 cm, 36/40 cm, 50/80 cm, 80/120 cm, 100/120 cm,dan 120/120 cm. Dari hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa diameter pipa keluar harus sama atau lebih kecil dari diameter pipa masuk agar debit yang dialirkan akan terus-menerus. Semakin besar diameter pipa keluar, semakin kecil debit air yang dihasilkan. Leher angsa berfungsi untuk mencegah udara dari luar tidak masuk ke dalam tabung yang dapat menyebabkan kekosongan di dalam tabung. Untuk mengalirkan air pada beda tinggi 2 m, maka ukuran bak penampung adalah 120/120cm, dengan pipa masuk ½â€; pipa keluar ½â€.