STUDI ANALISIS POTENSI KOLONG MENGGUNAKAN MULTI CRITERIA DECISION MAKING SEBAGAI SUMBER DAYA AIR DI KABUPATEN BELITUNG ( 29-32 )

Authors

  • Ahmad Syapawi Poilteknik Negeri Sriwijaya
  • Wahidin Wahidin Politeknik Negeri Sriwijaya
  • Sukarman Sukarman Politeknik Negeri Sriwijaya
  • Siswa Indra Politeknik Negeri Sriwijaya

Keywords:

Sumber Daya Air, Kolong, Multi Criteria Decision Making (MCDM), Analytical Hierarchy Process (AHP)

Abstract

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) merupakan salah satu daerah penghasil sumber daya alam khususnya tambang. Kegiatan penambangan hampir seluruhnya meninggalkan lahan-lahan terbuka berupa kolong darat (hamparan Tailing dan Over-Burden) serta kolong air yang berukuran 11-100 ha, dengan kedalaman 5-25m. Luas total kolong di Kabupaten Belitung saat ini belum diketahui secara pasti karena tingginya jumlah penambang liar yang dilakukan masyarakat dengan lokasi penambangan diwilayah terpencil. Keberadaan kolong bagi masyarakat dan pemerintah Kabupaten Belitung saat ini minim sekali manfaatnya dan hampir tidak pernah dilakukan penelitian kearah pengembangan sumber daya kolong tersebut. Pemanfatan hanya sebatas sebagai sumber air bersih untuk mandi dan mencuci.Menurut Wardoyo dan Ismail (1998) kolong terbagi menjadi 3 (tiga) tipe yaitu Kolong Baru (kurang dari lima tahun), Kolong Muda ( 5-20 Tahun ) dan Kolong Tua ( diatas 20 tahun). Selain itu, berdasarkan hubungan antara kolongnya dibedakan menjadi kolong terpisah (tidak saling berhubungan) dan kolong menyatu (satu sama lain berhubungan). Kolong-kolong terpisah yang berumur lebih dari lima tahun tergolong aman untuk dimanfaatkan oleh masyarakat.                Memperhatikan permasalahan pengelolaan sumberdaya air terutama pemanfaatan air, maka diperlukan suatu evaluasi dalam penentuan potensi  untuk pengelolaan kolong Konservasi Sumber Daya AirKeinginan untuk memanfaatkan air beberapa macam tujuan tersebut dapat menimbulkan kebijakan yang saling bertentangan (conflicting nature). Untuk memperoleh nilai kemanfaatan maksimal semua tujuan penggunaan air secara simultan, sulit atau bahkan umumnya tidak mungkin dapat dicapai.  Usaha untuk memperoleh solusi optimal dapat ditempuh dengan cara : 1) memberikan nilai faktor bobot sesuai urutan prioritas masing-masing kriteria, 2) menentukan urutan prioritas alternatif solusi, dan 3) kalau mungkin menetapkan solusi terbaik (the best alternative).Analytic Hierarchy Process (AHP) merupakan salah satu metoda pengambil keputusan Multi Criteria Decision Making, yang peralatan utamanya adalah hirarki, dimana  suatu masalah yang tidak terstruktur dipecah ke dalam kelompok-kelompok persoalan dan kemudian diatur menjadi suatu hirarki

Author Biography

Ahmad Syapawi, Poilteknik Negeri Sriwijaya

Jurusan Teknik Sipil

Downloads

Published

2020-03-02