PENGARUH ENCENG GONDOK DAN KAPUR TERHADAP UNIT PENGOLAHAN AIR GAMBUT

Authors

  • Zainuddin Muchtar Politeknik Negeri Sriwijaya

Keywords:

enceng gondok, kapur, air gambut

Abstract

Dalam upaya penyediaan air bersih dan sehat bagi masyarakat pedesaan yang mana kualitas air tanahnya buruk serta belum mendapatkan pelayanan air minum dari PAM,  penggunaan sumur didaerah bergambut atau daerah rawa umumnya dangkal dengan air berwarna coklat, berkadar asam humus, za t organik dan besi yang tinggi. Untuk mengatasi hal tersebut perlu adanya pengolahan air gambut, agar air didaerah gambut atau rawa dapat dipakai untuk  memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dengan demikian  perlu dilakukan penelitian pembuatan alat pengolah air gambut yang  murah, mudah pengerjaannya serta hasil olahan yang memenuhi mutu air minum.Penentuan pengaruh komposisi  kapur  sebagai adsorben tambahan pada proses filtrasi menggunakan koral dan pasir kuarsa, dimana pada tahapan ini dibuat unit pengolahan air gambut tetapi menurut panjang pipa paralon dibuat lebih panjang 30 cm. Komposisi adsorben yang dipakai pada tahap ini  adalah variasi kapurnya adalah 10cm, 20cm dan 30cm. Komposisi adsorben di atas yang menghasilkan kadar besi dan magnesium terendah, dilakukan penelitian lebih lanjut yaitu menentukan pengaruh penambahan kapur terhadap pH (Derajat keasaman) air gambut hasil olahan. Komposisi tanah gambut+ kapur adalah 250+10 ; 250+20 dfan 250+30. Air gambut hasil olahan unit pengolahan air dengan masing-masing komposisi di atas dianalisis kandungan besinya menggunakan metode SSA (Spektrometri Serapan Atom) serta diukur pH n yaDari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa  penambahan kapur sebagai bahan tambah pada unit pengolahan air gambut, mampu menaikkan kadar pH pada air baku. Dari 16 (enam belas) sampel yang diuji, Sampel yang masuk ke dalam kriteria Permenkes  RI No.492  tahun 2010 adalah sampel sebelas, duabelas, tigabelas, empatbelas dengan nilai 6,5 s/d 7,46.  Enceng Gondok sebagai adsorben dan pengisi bahan di dalam tabung, berhasil mengurangi kandungan kadar besi dan mampu mengurangi tingkat kekeruhan pada air baku.  Penggunaan Tanah gambut, kapur , pasir kuarsa dan Enceng mampu mengurangi kandungan zat organik pada air baku.  Susunan saringan yang terbaik untuk air baku di desa Tanjung Barangan dengan kondisi awal air baku (pH 3.5, kandungan kadar besi 1.21 mg/l, kekeruhan 26,12 mg/l dan zat organik 14,32 mg/l) adalah sampel ketigabelas dengan komposisi Tanah gambut sebagai koagulan sebanyak 250 gram, penambahan kapur sebanyak 30 gram, Enceng setinggi 20 cm, dan Pasir kuarsa setinggi 60 cm.

Author Biography

Zainuddin Muchtar, Politeknik Negeri Sriwijaya

Teknik Sipil

Downloads

Published

2013-09-01