PENGARUH PROSES PENGECORAN TERHADAP SIFAT-SIFAT MEKANIS PADA BALING-BALING PERAHU MOTOR

Main Article Content

Siproni Siproni
Muhammad Rasid
Dicky Seprianto
Yahya Yahya

Abstract

Perahu Motor ( Motor Ketek ) merupakan alat transportasi air yang sangat penting di daerah Sumatera Selatan, khususnya Kota Palembang. Di antara sekian banyak komponen yang ada pada Prahu motor adalah baling-baling (propeller), karena dengan menggunakan baling-baling inilah Prahu motor akan dapat bergerak, bahkan melaju dengan kecepatan yang tinggi. Kebanyakan baling-baling (propeller) yang digunakan sebagai penggerak Perahu motor dibuat dari bahan kuningan (brass) atau paduan aluminium (aluminum alloy), yang masing-masing mempunyai kekurangan dan kelebihan. Kuningan mempunyai berat jenis yang lebih tinggi dibandingkan dengan aluminium, akan tetapi kuningan mempunyai kekuatan mekanis yang lebih besar bila dibandingkan dengan aluminium. Salah satu kesamaan dari kedua material tersebut yaitu anti korosi dan mudah dituang/dicor. Proses pengecoran pada baling-baling dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu pengecoran dengan menggunakan cetakan yang terbuat dari pasir (sand casting) dan dengan menggunakan cetakan yang terbuat dari logam (die casting). Dari kedua metode di atas, metode sand casting paling banyak digunakan, oleh karena proses pembuatan cetakan yang mudah dan murah. Sedangkan metode die casting jarang digunakan, oleh karena proses pembuatan cetakan yang rumit. Di Sumatera Selaatan Khusus kota Palembang, pembuatan baling-baling (propeller) banyak dikerjakan oleh industri kecil dengan kapasitas yang masih rendah dan tidak kontinyu (tergantung pesanan). Dari beberapa industri kecil pembuat baling-baling, maka kebanyakan  proses pengecoran yang dilakukan dengan menggunakan metode sand casting. Sedangkan metode die casting digunakan hanya apabila ada pesanan khusus. Proses pengecoran dengan metode sand casting biasanya menghasilkan baling-baling yang kurang baik, misalnya permukaan kasar dan sering terjadi keropos. Hal ini disebabkan oleh karena sifat pasir cetak yang kasar dan mengandung air. Sedangkan pada die casting, kemungkinan di atas tidak akan terjadi, oleh karena permukaan cetakan yang halus dan cetakan tidak mungkin mengandung air. Dengan hasil yang demikian tadi maka sifat-sifat mekanis pada baling-baling juga akan berbeda. Diantara beberapa sifat mekanis yang penting adalah kekerasan (hardness), kekuatan Tarik  dan laju perambatan retak (crack growth rate). Kekerasan sangat diperlukan pada baling-baling oleh karena untuk mempertahankan keausan dari gesekan-gesekan dengan air atau partikel lain. Sedangkan sifat perambatan retak juga diperlukan oleh karena untuk memperlambat terjadinya retak/patah akibat adanya tumbukan dengan benda lain. Oleh karena itu penting sekali untuk mengetahui seberapa besar pengaruh proses pengecoran terhadap sifat-sifat mekanis tadi. Pada material aluminium untuk pembuatan baling-baling motor ketek proses pembentukkan menggunakan cetakan pasir dan cetakan logam tidak terlalu berpengaruh secara siknifikan terhadap kekuatan mekanisnya, tetapi untuk proses pencetakan dengan cetakan pasir mempunyai sifat mekanis yang lebih baik  dari cetakan logam yaitu . 76,187 MPa untuk Tensile Streng dan 53,836 HB untuk kekerasan. Untuk Material Kuningan untuk pembuatan baling-baling motor ketek proses pembentukan dengan menggunakan cetakan yang berbeda mempunyai pengaruh yang cukup siknifikan, dimana proses dengan menggunakan cetakan pasir mempunyai sifat mekanis yang lebih baik dari cetakan logam yaitu 343,495 MPa untuk untuk tensile streng dan 84,365 HB untuk kekerasan.

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

How to Cite
Siproni, S., Rasid, M., Seprianto, D., & Yahya, Y. (2018). PENGARUH PROSES PENGECORAN TERHADAP SIFAT-SIFAT MEKANIS PADA BALING-BALING PERAHU MOTOR. AUSTENIT, 10(1), 28–33. https://doi.org/10.5281/zenodo.4547642
Section
Articles
Author Biographies

Siproni Siproni, Politeknik Negeri Sriwijaya

Teknik Mesin POLSRI

Muhammad Rasid, Politeknik Negeri Sriwijaya

Teknik Mesin POLSRI

Dicky Seprianto, Politeknik Negeri Sriwijaya

Teknik Mesin POLSRI

Yahya Yahya, Politeknik Negeri Sriwijaya

Teknik Mesin POLSRI 

References

Broek, D., 1986, “Elementary Engineering Fracture Mechanics”, martinus Nijhoff Publishers, Dodrecht (Netherland).
Colangelo, V.J., Heiser, F.A., 1989, “Analysis of Metallurgical Failure”, John Willey and Sons Inc., Singapore.
Gungor, S., Edwards, L., 1993, “Effect of surface texture on fatigue life in squeeze cast 6082 aluminum alloy”, Fatigue & Fracture of Engineering Materials and Structure, 16(4), 479-493
Inchekel, A., Talia, J.E., 1994, “Effect if scracthes on the fatigue behaviour of aluminum alloy”, Fatigue & Fracture of Engineering Materials and Structure, 17(5), 501-507.
Jastrzebsky, Zbigniew D., 1981, “The Nature and Properties of Engineering Materials”, John Willey and Sons, New York.
Smith, William F., 1993, “Structure and Propertise of Engineering Alloys”, McGraw-Hill Inc., Singapore.
Tata Surdia, Saito, S., 1992, “Pengetahuan Bahan Teknik”, PT. Pradnya Paramita, Jakarta.
Tata Surida, 1995, “Teknik Pengecoran Logam”, PT. Pradnya Paramita, Jakarta.

Most read articles by the same author(s)

1 2 3 > >>