KAJIAN EKSPERIMENTAL PADA STRUKTUR KANTILEVER BETON BERTULANG AKIBAT PEMBEBANAN MONOTONIK

Authors

  • Raja Marpaung Politeknik Negeri Sriwijaya
  • Suhadi Suhadi Politeknik Negeri Sriwijaya

Keywords:

Pemodelan Beton, Pembebanan, Perilaku spesimen

Abstract

Perancangan suatu struktur beton bertulang adalah untuk mencapai suatu struktur yang aman atau yang berperilaku baik selama masa layan struktur tersebut. Untuk itu dibutuhkan alternatif perencanaan struktur yang memenuhi syarat tetapi cukup ekonomis dalam pengertian, bahwa seluruh elemen dan sistem yang digunakan dalam struktur harus dapat bekerja sama secara optimal dan merespons gaya yang terjadi.Dalam perencanaan struktur disyaratkan bahwa struktur harus berperilaku baik sehingga struktur tersebut tidak mengalami kerusakan, baik kerusakan struktural maupun kerusakan non struktural. Salah satu ragam perilaku struktur beton yang harus dihindari adalah keruntuhan terhadap retak, retak-retak pada beton bertulang harus dibatasi, hal ini didasarkan pada pertimbangan tidak saja kemampuan struktur tetapi juga perlindungan terhadap berlangsungnya proses korosi pada baja tulanganDalam studi eksperimental ini pemodelan struktur dibuat dalam bentuk kantilever sedemikian rupa hingga mendekati yang sebenarnya  di lapangan. Sedangkan pembebananan spesimen dilakukan dengan sistem pembebanan monotonik. Pembebanan ini  dilakukan pada spesimen secara terus menerus sampai spesimen mencapai keruntuhan, sehingga melalui kurva beban – defleksi didapatkan beban kapasitas pada saat retak, leleh, ultimate, failure dan disipasi energi. Dari  hasil percobaan ini  terlihat bahwa perilaku spesimen berubah-ubah pada setiap peningkatan beban. Perubahan perilaku ini disebabkann oleh sifat dari bahan yang tidak homogen, sehingga pada kondisi pembebanan melebihi kekuatan tarik beton timbul retak-retak yang mengakibatkan penurunan kekakuan. Secara keseluruhan dalam percobaan ini, perilaku spesimen mengalami perubahan dengan beban P rata-rata sebagai berikut : Kondisi retak P = 7,53 KN, kondisi leleh P = 39,80 KN, kondisi ultimate P = 51,38 dan kondisi ultimate 1 tulangan P = 25,05 KN.Sedangkan Energi kumulatif rata-rata yang terdisipasi pada kondisi leleh = 368,67 KNmm, kondisi ultimate = 6636,33 KNmm, dan kondisi Failure = 8793,33 KNmm Dari hasil pengujian didapatkan bahwa kekuatan struktur sangat dipengaruhi oleh kondisi  retak, pengujian kekuatan bahan, perbedaan kekuatan beton dari kekuatan rencana, perbedaan kekuatan tarik baja dalam pelaksanaan.

Author Biographies

Raja Marpaung, Politeknik Negeri Sriwijaya

Teknik Sipil

Suhadi Suhadi, Politeknik Negeri Sriwijaya

Teknik Sipil

Downloads

Published

2013-03-01